TEORI PERKEMBANGAN
FISIK ANAK
MENURUT ARNOLD
GESELL
Pengampu:
Brigita Erlita T.A, M.Psi.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA
DHARMA
YOGYAKARTA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam
kehidupan ini, dari waktu ke waktu manusia (makhluk hidup) mengalami suatu perkembangan,
entah itu dalam fisik ataupun psikologinya. Di mana dalam kehidupan sehari-hari
perkembangan fisik lebih dikenal dengan sebutan pertumbuhan, sedangkan pada
yang lainnya (non fisik) dinamakan perkembangan psikologis. Perkembangan
psikologi dapat diartikan sebagai perubahan-perubahan tertentu yang muncul pada
diri manusia. Dimana dalam makalah ini, akan dibahas mengenai teori-teori
perkembangan anak menurut Arnold Gessel. Sehingga dengan dibahasnya teori-teori
tersebut dapat membantu orang tua atau guru dalam memahami tingkah laku dalam
mendidik anak-anaknya.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana
teori perkembangan anak menurut Gesell ?
C. Tujuan
Untuk
mengetahui teori perkembangan anak menurut Gesell.
BAB
II
PEMBAHASAN
Teori Kematangan
Gesell
a.
Prinsip-
Prinsip Perkembangan Manusia
Konsep
Kematangan
Pertumbuhan
dan Perkembangan anak, kata Gesell dipengaruhi oleh dua faktor utama. Pertama
anak adalah produk dari lingkungannya. Namun yang lebih fundamental lagi, ujar
Gesell, perkembangan anak berasal dari dalam, yaitu dari aksi gen-gen tubuhnya.
Gesell menyebut proses ini kematangan. Gesell dalam William Crain (2007:30).
Prinsip Dasar Perkembangan Menurut Gesell
Arnold gessel membagi prinsip-
prinsip dasar perkembangan menjadi lima yaitu :
1.
Principle
of Developmental Direction ( Prinsip Arah Perkembangan )
Prinsip arah perkembangan dalam pemikiran gesell mengandung
arti bahwa perkembangan tidak berlangsung acak, melainkan dalam pola yang
teratur. Kenyataanya adalah perkembangan bergerak maju secara sistematis dari
kepala hingga ke ujung kaki, contohnya seorang bayi yang baru lahir relatif
lebih matang susunan saraf motoriknya di bagian kepala daripada yang ada di
bagiannya muncul lebih dulu dibandingkan koordinasi kaki.
Perkembangan ini cenderung dalam teratur mulai dari arah
kepala ke kaki, hal ini disebut sebagai tren cefalokaudal (chepalocaudal
trend). Perkembangan juga bergerak dari pusat tubuh ke arah luar, ke arah
pinggir. Contohnya, gerakan-gerakan bahu terlihat jauh lebih teratur pada awal
kehidupan seorang anak dibandingkan gerakan-gerakan pergelangan tangan dan
jemari-jemarinya. Berikutnya adalah tren proksimal (proximodistal trend) atau
dari arah terdekat menuju yang terjauh, bisa dilihat pada perilaku tangan yang
menggenggam pada anak. Pada usia 20 minggu, perilaku ini berlangsung secara
serampangan dan bisa didominasi oleh gerakan gerakan lengan atas, tetapi pada
minggu ke 28, ketika si anak sudah bisa menggunakan jempolnya secara lebih
cermat, gerakan ini menunjukan keahlian motorik yang baik. Kedua tren
cefalokaudal dan proximodistal ini menguatkan pendapat gesell bahwa
perkembangan dan perilaku memliki arah dan arah ini pada dasarnya merupakan
suatu fungsi mekanisme genetik yang telah terprogram.
2.
Principle
of Resiprocall Interweaving ( Prinsip Jalinan Timbal Balik )
Manusia
dibangun atas dasar yang bersifat bilateral. Kita memiliki dua belahan otak,
dua mata, dua tangan, dua kaki dan seterusnya. Tindakan kita juga memiliki
kualitas yang dualistik, seperti meluruskan dan melipatkan kaki. Jalinan timbal
balik mengacu kepada proses perkembangan di mana dua kecenderungan secara
bertahap meraih pengorganisasian yang efektif. Sebagai contoh dalam
perkembangan penggunaan tangan, bayi pertama-tama menggunakan satu tangan, lalu
keduanya bersama-sama, kemudian menyukai salah satu tangan, lalu menyukai
keduanya lagi, begitu seterusnya sampai akhirnya dia menemukan salah satu
tangan lebih mendominasi. Sifat yang maju mundur ini bisa dimetaforiskan sebagai jalinan sehingga dari sini munculah
istilah jalinan timbal balik. Gesell menunjukan bagaimana jalinan timbal balik
melukiskan pemulaan banyak tingkah laku, termasuk tindakan melihat,
berguling-guling dan berjalan. Gesell juga percaya bahwa jalinan timbal-balik
mencirikan pertumbuhan kepribadian. Di sini kita dapat melihat organisme
mengintegrasikan kecenderungan introvert dan ekstrovet. Sebagai contoh,
anak-anak yang bisa mengatur diri sendiri pada usia tiga tahun tiba-tiba
menjadi lebih berfokus ke dalam dirinya pada usia tiga setengah tahun, menjadi
malu-malu dan tidak nyaman. Periode introversi ini diikuti oleh ayunan menuju
ekstroversi pada usia empat tahun, dan dua kecenderungan ini akhirnya jadi
terintegrasikan dan seimbang pada usia lima tahun. Siklus seperti ini dimulai sejak
bayi dan terus berlanjut sampai usia 16 tahun. Organisme untuk sementara
kehilangan keseimbangannya saat dia mengembang ke wilayah dalam atau wilayah
luar yang lebih luas, namun kemudian mengorganisasi ulang dirinya pada
tingkatan yang baru.
3.
Principle
of Funcional Asymmetry ( Prinsip Asimetri Fungsional )
Melalui
proses jalinan timbal-balik, kalau begitu kita menyeimbangkan dualitas sifat
kita. Meskipun begitu, kita jarang mencapai keseimbangan sempurna atau
simetris. Pada kenyataanya, tingkat asimetris berfungsi sangat tinggi, kita
memang menjadi paling efektif waktu menghadapi dunia dari satu sudut pandang,
satu tangan, satu mata, dan seterusnya. Kecenderungan asimetris bayi terlihat
di dalam refleks leher penguat (tonic neck reflex) bayi, sebuah refleks yang
ditemukan Gesell pada manusia. Gesell mencatat bahwa bayi lebih suka berbaring
dengan kepala menoleh ke satu sisi, dan saat bertindak demikian mereka otomatis
menggunakan posisi refleks leher penguat.
4.
Principle
of Indifiduating Maturation ( Prinsip Kematangan Individu )
Prinsip
ini menekankan pentingnya pola pertumbuhan, yakni mekanisme integral dalam diri
individu yang menentukan arah dan pola perkembangannya. Menurut prinsip
maturasi individuasi, perkembangan merupakan proses terbentuknya pola-pola
berurutan yang telah tertentukan dan terwujud seiring dengan bertambah
matangnya organisme. Gesell menekankan hubungan antara pematangan dengan
lingkungan yaitu faktor-faktor lingkungan ikut mendukung, membelokkan dan
mengkhususkan, tetapi faktor-faktor lingkungan tidak menjadi penyebab
munculnnya bentik-bentuk pokok dan tata urutan ontogenesis. Sebagai konsekuensinya,
pembelajaran (learning) hanya bisa terjadi ketika struktur-struktur telah
berkembang sehingga memungkinkan terjadi adaptasi perilaku, dan sebelum
stuktur-struktur itu berkembang maka pendidikan semacam apa pun tidak akan bisa
efektif. Gesell sangat menekankan peranan faktor-faktor biologi. Gesell
menegaskan bahwa efek-efek lingkungan terhadap hasil akhir perkembangan
bersifat amat terbatas.
5.
Principle
of Self-Regulatory Fluctuation ( Prinsip Fluktuasi Teratur )
Menurut
prinsip fluktuasi teratur, setiap tahap yang berjalan dengan tidak seimbang
atau goyah akan diikuti oleh satu tahapan perkembangan yang seimbang. Artinya
bahwa perkembangan bergerak naik-turun (fluctuates) anatara periode stabil dan
periode tidak stabil, dan antara periode pertumbuhan aktif dan periode
konsolidasi. Fluktuasi progresif ini, yang amat mirip dengan kaidah ‘’memberi
dan menerima’’ dalam prinsip jalinan timbal balik, berpuncak pada serangkaian
tanggapan yang bersifat stabil. Semua fluktuasi ini bukannya tidak dikehendaki
atau berjalan acak. Sebaliknya, semua itu merupakan upaya organisme untuk
mempertahankan keutuhannya samabil memastikan bahwa pertumbuhan yang
berkelanjutan tetap berjalan. Menurut Gesell dalam kenyataanya setiap urutan
tahapan yang khas akan berlangsung berulang-ulang seiring dengan dewasnya si
anak, dan tahapan-tahapan yang tidak seimbang atau goyah akan selalu diikuti
oleh tahapan-tahapan yang seimbang.
Pandangan
teori Gesell adalah lebih ke model maturasi karena Gesell yakin bahwa pengaruh
terpenting bagi pertumbuhan dan perkembangan organisme manusia adalah faktor
biologi. Menekankan terhadap proses-proses biologi, oleh karena itu Gesell
menfokuskan sebagian karyanya pada pematangan (maturation), karena memandang
maturasi adalah sebagai sebuah proses yang amat penting karena diyakini hal itu
berdampak besar pada setiap aspek perkembangan manusia. Tingkat perkembangan anak berjalan melalui
urutan yang ditentukan secara individual oleh genotip anak itu sendiri (yakni,
latar belakang keturunan anak yang diterima dari nenek moyangnya). Meskipun
tingkat laju perkembangan bisa diubah melalui rekayasa, perubahan yang
dilakukan tidak fendomental. Dengan demikian, seorang anak yang berkembang
dengan kecepatan lambat dibandingkan anak-anak pada umumnya tidak bisa diubah,
sebagaimana halnya anak yang berkembang lebih cepat juga tidak biasa diubah
arahnya. Di sisi lain, lingkungan bisa mempengaruhi untuk sementara kecepatan
perkembangan seorang anak. Sebagai contoh, tingkat kecepatan perkembangan bisa
terpengaruh oleh kekurangan gizi atau sakit, akan tetapi faktor-faktor biologi
sepenuhnya berada dalam kendali.
b.
Filsafat
Pengasuhan Anak
Gesell
percaya bahwa mengasuh anak mestinya dimulai dengan pengakuan terhadap hikmat
implisit hukum kematangan-biologis. Bayi memasuki dunia dengan sebuah jadwal
bawaan yang merupakan produk sedikitnya tiga juta tahun evolusi biologis.
Mereka sudah bijak dengan kebutuhan-kebutuhan mereka, dan apa yang mereka rasa
siap atau tidak. Karena itu orang tua tidak semestinya memaksa anak memasuki
pola-pola tindakan yang tidak mereka pahami, melainkan mengikuti petunjuk dari
anak-anak itu sendiri.
Mengenai topik makan, contohnya,
Gesell menekankan dengan serius cara memberi makan bayi, makan boleh diberikan
kalau bayi mengindikasikan kesiapan, dan menentang semua tindakan pemberian
makan yang terlalu dini.
Gesell menekankan bahwa tahun pertama adalah
waktu terbaik untuk belajar menghormati individualitas anak. Orang tua yang
bertanggung jawab terhadap kebtuhan anak selama masa bayi secara alamiah akan
sensitif dengan ketertarikan dan kemampuan unik anak-anak mereka di masa depan.
Mereka tidak akan memaksakan harapan dan ambisi kepada anak-anak itu,
sebaliknya malah lebih memberikan ruang yang seluas-luasnya bagi pertumbuhan
individualitas anak dan penemuan dirinya. Selain kepekaan intuitif terhadap
anak, Gesell mengatakan kalau orang tua memerlukan sejumlah pengetahuan
teoritis tentang kecenderungan dan urutan perkembangan. Secara khusus mereka
perlu menyadari bahwa perkembangan berfluktuasi anatara periode kestabilan dan
ketidakstabilan. Pengetahuan ini akan membantu orang tua menjadi sadar dan
paham. Sebagai contoh, orang tua akan terbantu oleh pengetahuan bahwa anak dua
setengah tahun harus melewati periode-periode sulit yang bisa membuatnya jadi
sangat bandel. Dengan mengetahui hal ini, orang tua tidak akan merasa barat
hati untuk mengendalaikan tingkah lakunya sebelum terlambat. Selain itu orang
tua akan mampu menghadapi anak-anak dengan lebih fleksibel, dan mungkin lebih
menikmati masa-masa kebersamaan dengan mereka yang gigih berusaha membangun
dasar kemandiriannya.
c. Arnold Gesell membagi perkembangan kanak-kanak menjadi lima peringkat yaitu:
1.
Peringkat Pertama ( 0 – 1 tahun )
Semasa berumur sebulan bayi boleh menghasilkan tangisan berlainan untuk
membedakan tangisan lapar dan tangisan yang inginkan belaian ibu. Semasa berusia
4 bulan , bayi melalui peringkat awal perkembangan emosi seperti ketawa apabila
gembira sementara di usia 8 bulan, perkembangan psikomotor bayi telah
meningkat di mana bayi boleh menggenggam objek yang diberikan kepadanya.
Bagi bayi berusia 1 tahun pula telah boleh berdiri.
2.
Peringkat Kedua ( 1- 2 tahun )
Kanak-kanak mulai berjalan berjalan , bercakap dan memahami makna “jangan”. Pada akhir peringkat ini boleh berjalan dan berlari serta
mula bercakap tetapi masih
pelat.
3.
Peringkat
Ketiga ( 2 – 3 tahun )
Kanak-kanak mulai makan sendiri dan bercakap menggunakan kata yang mudah.
4.
Peringkat Keempat ( 3 – 4 tahun )
Kanak-kanak boleh menunggang basikal roda tiga dan dapat menerima
arahan mudah ibu bapak.
5.
Peringkat kelima ( 4 – 6 tahun )
Kanak-kanak mulai bersosialisasi
dan berupaya mengemukakan persoalan yang lebih
tinggi. Kanak-kanak sudah boleh membedakan di antara yang betul dan yang salah serta sedia mendengar pendapat
orang lain
Gesell
dan Thompson (1929, 1941) memperkenalkan metode penelitian kontrol kembar (co-twin
control research mehod). Keduanya meneliti anak-anak kembar identik
(dua anak yang berkembang dari sel telur yang sama, dan dengan begitu memiliki
genotip atau riwayat genetik yang identik) untuk menjawab persoalan mengenai
yang mana di antara kekuatan biologi (pematangan) atau pengalaman
(pembelajaran) yang menjadi kekuatan pokok dalam perkembangan.
Dalam
studi menggunakan metode ini, mula-mula dua anak kembar sama-sama diuji dalam
hal perilaku tertentu, seperti berjalan atau menaiki tangga. Lalu, salah satu
kembar diberi pelatihan khusus dalam perilaku tertentu, dan yang lainnya (yang
bertindak sebagai kontrol atau kendali) dibiarkan untuk menjalani apa yang
terdapat di lingkungannya secara alamiah. Kemudian kedua anak kembar itu sekali
lagi dinilai perilakunya untuk melihat hasil akhirnya.
Gesell
dan Thompson mendapati bahwa anak kembar yang menerima pelatihan (Kembar 1)
memperlihatkan adanya pencapaian yang bertahap dan lambat dalam perilaku
dimaksud, sementara anak kembar ke-2 tidak menunjukkan pencapaian sama sekali.
Kemudian ketika kembar 2 mencapai usia di mana menurut ukuran kematangan ia
diharapkan bisa mulai mempelajari perilaku tersebut, para peneliti akan memulai
pelatihan intensif dengan si kembar itu. Hasil-hasil dari keduanya menunjukkan
bahwa melalui pelatihan jangka pendek. Kembar 2 akan meraih tingkat penguasaan
yang sama dengan Kembar 1 pada akhir masa eksperimen tidak ada perbedaan
kemampuan di antara kedua anak itu. Berdasarkan hasil-hasil studi semacam itu,
Gesell dan para rekannya mengambil kesimpulan bahwa pelatihan pada usia dini,
sebelum seorang anak secara fisik cukup matang untuk bisa rnembuat pencapaian
yang berarti dalam perilaku tertentu, hanya akan membuahkan sedikit konsekuensi
pada hasil akhirnya. Kematangan merupakan faktor yang begitu berpengaruh dalam
perkernbangan sehingga pembelajaran hanya akan mungkin terjadi apabila sarana
pematangan atau struktur yang diperlukan untuk belajar juga berfungsi.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan teori perkembangan anak
menurut Arnold Gesell dapat disimpulkan bahwa perkembangan anak dikendalikan
sepenuhnya oleh prinsip-prinsip perkembangan yang ditentukan secara biologis
dan menghasilkan urutan proses kematangan yang bersifat pasti. Setiap anak
tentunya mengalami perkembangan secara sistematis, yang didukung oleh
pengasuhan dari orang tua serta orang-orang ada di sekitar. Karena peran orang
tua sangat dibutuhkan dan menjadi bagian terpenting dalam perkembangan anak itu
sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Crain, William. 2007. Teori
Perkembangan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Diunduh tanggal 10
September 2015 dari, https://desyandri.wordpress.com/2014/01/21/prinsip-prinsip-dasar-teori-perkembangan-arnold-gessel/
Diunduh tanggal 10
September 2015 dari, http://fanaalba.blogspot.com/2013/03/teori-perkembangan-arnold-gesell.html
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus