Langsung ke konten utama

Demoralisasi : kemerosotan akhlak atau kerusakan moral akibat globalisasi



Demoralisasi yaitu kemerosotan akhlak atau kerusakan moral akibat globalisasi. Sedangkan kaitannya dengan pendidikan yaitu terletak pada peserta didik atau siswa yang sekarang ini, hampir sebagian besar akhlaknya buruk. Tanpa kita sadari, demoralisasi tersebut telah marak terjadi di daerah Indonesia.
Semua orang berharap agar setiap lulusan yang dihasilkan sekolah-sekolah atau perguruan tinggi mampu menyelesaikan kerusakan moral tersebut. Akan tetapi hasilnya justru berbanding terbalik dengan harapan itu. Peserta didik justru menjadi korban demoralisasi pendidikan ini. Sekolah atau perguruan tinggi sangat berperan penting dalam proses pendidikan. Sekolah harus mampu mendidik kecerdasan, juga membina moral dan akhlak siswanya. Pendidikan adalah untuk memanusiakan manusia.
Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan derajat kemanusiaan manusia. Dalam hal ini, pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan bertanggung jawab. Jika kita melihat dari tujuan pendidikan tersebut, tentu seharusnya tidak terjadi demoralisasi pendidikan. Namun faktanya yang terjadi tidak seperti yang diharapkan. Pendidikan di Indonesia telah mengalami fase demoralisasi karena lulusan dari sekolah atau perguruan tinggi tidak dapat mengatasi keterpurukan moral yang terjadi di tengah-tengah masyarakat saat ini. Ada beberapa faktor yang menyebabkan adanya demoralisasi pendidikan antara lain : 1. Pelaku pendidikan tidak mampu menjadi panutan 2. Kurikulum yang tidak sesuai dengan kondisi ke-daerahan 3. Proses pendidikan mengabaikan karakter peserta didik 4. Pendidikan tidak mampu menjawab infiltrasi. Demoralisasi dalam dunia pendidikan sesungguhnya ancaman yang sangat berbahaya terhadap perkembangan pendidikan terutama di Indonesia. Jika dibiarkan, hal ini akan menyebabkan lumpuhnya tujuan pendidikan. Sebagai contoh sederhana, cara peserta didik menyelesaikan persoalannya dengan narkoba dan minuman keras, seolah menjadi teman akrab mereka.
Memang saat ini sistem pendidikan Indonesia menyelipkan adanya pendidikan karakter. Akan tetapi pada kenyataannya pendidikan karakter tidak mampu untuk membangun akhlak dan moral yang baik di kalangan siswa dan mahasiswa. Dalam hal ini, peran guru atau pendidik juga sangat penting dalam mencegah maupun merubah tingkah laku demoralisasi. Guru atau pendidik mempunyai tanggung jawab penuh dalam mendidik siswa bukan hanya mengajarkan pengetahuannya. Guru atau pendidik  harus mampu mendidik siswa agar siswa-siswinya dapat menyeleksi arus globalisasi yang mengakibatkan demoralisasi di Indonesia. Disamping itu, sekarang ini dituntut adanya fungsi dari keberadaan guru, yaitu meningkatkan martabat serta melaksanakan dan mewujudkan sistem pendidikan, yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan bertanggung jawab. Guru atau pendidik tidak boleh mengesampingkan pendidikan karakter, guru atau pendidik harus mampu memberikan pembelajaran-pembelajaran yang mampu membentuk karakter dan moral anak didik mereka. Fungsi pendidikan akan berhasil bila setiap guru atau pendidik dapat menjalankan perannya dengan baik. Sebaliknya, bila guru atau pendidik tidak dapat menjalankan perannya dengan baik, fungsi pendidikan akan sulit diwujudkan. Lingkungan sekolah atau perguruan tinggi merupakan prasyarat untuk keberhasilan pendidikan. Namun, sebagai siswa atau mahasiswa kita juga harus mempunyai kesadaran dari diri sendiri terlebih dahulu.
Ada beberapa solusi atau cara untuk upaya pencegahan ataupun setelah terjadi demoralisasi, yaitu mempertebal keimanan dan ketaqwaan dikalangan generasi muda, memanfaatkan media sosialisasi sekolah, dan aktif dalam kegiatan-kegiatan positif. Dan untuk pendidikan di Indonesia harusnya jangan hanya mengembangkan pendidikan karakter bagi peserta didik saja, tetapi juga dimulai dari para petinggi-petinggi negeri maupun swasta. Sehingga para kaum pelajar mempunyai contoh atasan yang memiliki moral dan akhlak yang baik. Jadi demoralisasi pendidikan dapat diminimalisir, bahkan kalau bisa hilang dari sistem pendidikan di Indonesia.
Semoga Bermanfaat :)

 
Tugas Inisiasi 2015 oleh Lia Sri Sumaryati 151134179
Fakultas  Keguruan dan  Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara belajar matematika bangun datar yang menyenangkan untuk anak SD menggunakan Tangram

Cara belajar matematika bangun datar yang menyenangkan untuk anak SD salah satunya  adalah menggunakan tangram.  Apa itu  Tangram ? Tangram adalah permainan yang paling tua yang dikenal dalam matematika. Perminan ini dikembangkan pertama kali di negeri Cina dan sering disebut dengan puzzle china. Tangram berasal dari kata Tang dan Gram. Tangram (Bahasa Mandarin :  七巧板  (qī qi ǎ o b ǎ n), secara harafiah berarti "tujuh papan keterampilan") adalah suatu puzzle yang terdiri dari tujuh keping bangun datar (disebut ‘tans’) yang terdiri atas : -            Dua segitiga siku-siku sama kaki (besar) -            Dua segitiga siku-siku sama kaki (kecil) -            Satu segitiga siku-siku sama kaki (sedang) -            Satu buj...

Teori Perkembangan Fisik anak menurut ARNOLD GESELL : Perkembangan Belajar Peserta Didik 1

TEORI PERKEMBANGAN FISIK ANAK MENURUT ARNOLD GESELL Pengampu: Brigita Erlita T.A, M.Psi. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Dalam kehidupan ini, dari waktu ke waktu manusia (makhluk hidup) mengalami suatu perkembangan, entah itu dalam fisik ataupun psikologinya. Di mana dalam kehidupan sehari-hari perkembangan fisik lebih dikenal dengan sebutan pertumbuhan, sedangkan pada yang lainnya (non fisik) dinamakan perkembangan psikologis. Perkembangan psikologi dapat diartikan sebagai perubahan-perubahan tertentu yang muncul pada diri manusia. Dimana dalam makalah ini, akan dibahas mengenai teori-teori perkembangan anak menurut Arnold Gessel. Sehingga dengan dibahasnya teori-teori tersebut dapat membantu orang tua atau guru dalam memahami tingkah laku dalam mendidik anak-anaknya. B.   ...

Format Penyusunan Rencana Pembelajaran Individu (RPI) Untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

Format Penyusunan Rencana Pembelajaran Individu (RPI) Untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) A.     IDENTITAS ANAK Nama                                             : Nama dari siswa yang akan dibuatkan (RPI)  Usia                                              : Usia anak yang akan dibuatkan (RPI) Tanggal lahir                                 : Tanggal lahir anak yang akan dibuatkan (RPI) Tahun Ajaran...